Alo’ so nyanda tahang, karena dia pikir pe s’dap s’kali ini
wewene-wewene, sedangkan kita pe siksa sekali ada karja. Karena so sampe
di ubun-ubun dia pe kejengkelan pa kaum wewene, Alo’ bawa dalam doa,
bagini dia pe bunyi do’a, "Oh Tuhan, kita nyanda terima. Kita karja
siang malam di kantor, sementara kita pe maitua pe s’dap skali cuma di
rumah. Kita mo suka kaseh pelajaran, tolong Tuhan beking kita jadi istri
kong kita pe maitua jadi suami."
Tuhan berempati kepada Alo’ dan
mengabulkan doanya. Esok paginya, Alo’ so berubah wujud menjadi istri.
Dengan cepat dia bangun, pergi ke dapur untuk menyiapkan sumokol. Abis
itu Alo’ membangunkan dua orang anaknya karena mereka harus ke sekolah.
Alo’
mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci.
Selesai sarapan, suami dan anak pertamanya berangkat, Alo’ mengantar
anak bungsunya ke taman kanak-kanak (TK). Pulang dari TK, Alo’ singgah
di pasar untuk belanja. Setelah itu kembali ke TK untuk menjemput
anaknya. Sampe di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, Alo’
menjemur pakaian dan kemudian momasa untuk keperluan makan siang.
Selesai
momasa, Alo’ cuci piring-piring bekas sumokol tadi pagi dan peralatan
yang tadi dipakai momasa. Saat anaknya yang pertama pulang, ia makan
siang bersama kedua anaknya. Tiba-tiba Alo’ inga bahwa ini adalah hari
terakhir untuk membayar tagihan listrik dan telepon. Dimintanya kedua
anaknya untuk tidur siang dan dengan segera ia cepat-cepat pergi ke bank
terdekat untuk melunasi tagihan bulanan tersebut.
Sepulang dari
bank Alo’ mulai basetrika baju sambil nonton sinetron atau infotainment
di televisi. Petang harinya Alo’ menyiram tanaman dan bunga-bunga di
halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu anak-anak
belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam, Alo’ merasa sangat
lelah, yang menghentarnya berangkat ke pulau kapuk alias tasono. Padahal
masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum dia kerjakan.
Selama tujuh hari Alo’ menjalani peran sebagai perempuan dan menjadi
seorang istri dan ibu. Baru satu minggu menjalani peran tersebut, namun
Alo’ so nyanda tahang lagi.
Karena so nyanda tahang, kembali
Alo’ berdoa, "Ya Tuhan, ampung akang pa kita. Ternyata kote’ kita so
salah. So nyanda kuat mo pikul ni dia samua, karena ternyata berat kote’
menjalani peran sebagai istri. Tolong kaseh pulang akang kita supaya
menjadi suami lagi. Tolong neh Tuhan. Amin."
Tuhan menjawab doa
Alo’, "Bisa saja, Alo’. Maar, ngana musti batunggu sambilan bulan lagi,
karena saat ini ngana kasiang sedang hamil."